Friday, July 29, 2005

Intisari Khutbah Jum'at - 20050729

Hari ini kembali Jumatan di client. Topik yang diambil oleh khatib adalah masalah amar ma'ruf nahi munkar.

Sebagaimana diketahui bersama, salah satu tugas yang mesti diemban oleh kaum muslim adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (perbuatan buruk). Pada dasarnya mengajak kebaikan jauh lebih mudah daripada mencegah kemunkaran. Hal ini dikarenakan godaan setan yang demikian besar, dengan wujud setan tidak hanya yang terlihat, akan tetapi juga manusia yang telah dipengaruhi oleh setan (dan ini yang lebih 'parah', karena sosoknya bisa mempunyai kekuasaan, kekayaan yang akan menghalangi kebaikan).

Khatib juga memperingatkan ada 4 akibat yang akan muncul apabila kemunkaran masih merajalela. Keempat hal tersebut adalah:
1. Berkuasanya para penguasa2 yang jahat. Hal ini dikarenakan para penguasa sudah terbiasa memakan/menerima uang sogokan, melakukan korupsi dan hal2 tercela lainnya. Akibatnya mereka tidak akan pernah mau memikirkan nasib rakyat yang dipimpinnya.
2. Doa TIDAK AKAN PERNAH DIKABULKAN. Meskipun yang berdoa adalah orang baik, namun karena kemunkaran yang merajalela membuat ALLOH tidak memperkenankan dan mengabulkan doanya.
3. Munculnya bencana alam. Point ini sudah terbukti. Banyak sekali bencana alam yang telah melanda Indonesia belakangan ini. Bagi kaum muslim, bencana ini dianggap sebagai musibah, sementara bagi kaum yang suka berbuat kemunkaran, bencana ini akan dianggap sebagai azab. (tambahan, berdasarkan buku yang pernah aku baca, bencana bagi kaum muslim akan membawa mereka mati syahid dan (INSYA ALLOH) akan mempercepat mereka masuk surga. Sebaliknya, bagi kaum yang kufur, bencana akan mempercepat siksa mereka).
4. Hilangnya kebesaran agama. Hal ini ada 2 macam:
a. Islam tidak akan dianggap rahmatan lil 'alamin
b. Qur'an tidak akan membawa pengaruh terhadap kehidupan

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, khatib mengajak kita untuk amar ma'ruf nahi munkar sesuai kapasitas masing2. Jika mempunyai kekuasaan, hendaklah memanfaatkan kekuasaannya. Jika tidak memiliki kekuasaan, hendaklah berkata-kata. Adapun tingkatan paling rendah adalah mencegah dengan hati (ikut prihatin).

(sorry banget bahasannya tidak terlalu panjang, karena aku ga bawa catatan, jadinya based on memory aza, hehehe..)

No comments: