Saturday, July 30, 2005

Dan jika 'MUI Amerika' mengeluarkan Fatwa...

Oke...agar balance dan bisa jadi bahan diskusi juga, aku tampilkan 'tipe' fatwa yang dikeluarkan MUI-nya Amerika...

Muzammil Siddiqi, Ketua Dewan Hukum Islam-Amerika Utara, memberikan keterangan pers di Washington , (28/7) mengutuk tindakan teror yang mengorbankan warga sipil. Pernyataan lembaga Islam Amerika ini disampaikan menyusul terjadinya beberapa peledakan. (rts)
(sumber hidayatullah.com)

*Dari Republika*
Tegaskan sikap antiteroris
Muslim AS Keluarkan Fatwa

Di Inggris, para penyidik menilai aksi pengeboman 7 dan 21 Juli lalu terkait Irak.

WASHINGTON -- Cendekiawan Muslim Amerika serikat (AS), Kamis (28/7), mengeluarkan fatwa mengutuk terorisme. Dalam pernyataannya, ke-18 anggota Fiqh Council of North America (FCNA) mengatakan terorisme bertentangan dengan ajaran Islam dan pelakunya bukanlah seorang syuhada, melainkan pelaku kriminal.

''Tidak ada justifikasinya dalam Islam bagi ektremis maupun terorisme. Menjadikan warga sipil dan harta bendanya sebagai target serangan, baik melalui bom bunuh diri atau pun metode lainnya dalah haram dalam Islam'' demikian petikan pernyataan yang mereka keluarkan.

Click lengkapnya di Republika.

Sementara utk link langsung dari CAIR, aku lupa linknya..maaf..ntar ditambahkan jika ketemu...

pesan moral: MUI perlu lebih membuka wawasan lagi dan melakukan prioritas untuk mengeluarkan suatu fatwa:) insya ALLOH, jika fatwa yang dikeluarkan tepat, bermanfaat, dan tidak tendensius, MUI akan jadi lembaga acuan yg kredibel:)

Tanggapanku ttg 11 Fatwa MUI

Pada hari Kamis, 28 Juli 2005, MUI mengeluarkan 11 fatwa yang beberapa diantaranya berkaitan dengan kejadian yg baru terjadi.

Berikut ini aku akan tuliskan 11 fatwa tersebut dan sikapku terhadap fatwa2 tersebut.
'Kedua fatwa itu merupakan pendapat ulama tentang faham Ahmadiyah dan Perkawinan beda agama. Dalam soal Ahmadiyah ini, fatwa tersebut menyebutkan bahwa Ahmadiyah Lahore maupun Qadiani, dinilai sebagai ajaran di luar Islam, sesat dan menyesatkan. Untuk itu, MUI mendesak pemerintah segera tindakan tegas terhadap paham tersebut. Sementara untuk masalah perkawinan beda agama, munas MUI kali ini kembali menegaskan fatwa dari munas MUI ke II tahun 1980, yang menyebutkan perkawinan beda agama itu haram dan tidak sah.
***
Pendapatku:
Fatwa ttg Ahmadiyah ini merupakan satu langkah yg tepat, karena pada dasarnya fatwa ini MENEGASKAN kembali fatwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI pada tahun 1980an. Artikel pendukung fatwa ini bisa anda lihat di sini.

Oya, beberapa ormas melakukan aksi menentang fatwa Ahmadiyah. Sebagaimana aku kutip dari harian Republika Online:
===
Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencabut semua fatwa yang memandang aliran lain yang berbeda karena dinilai seringkali dijadikan landasan untuk melakukan tindakan kekerasan dan keresahan.

Desakan aliansi yang antara lain beranggotakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Dawam Raharjo, Johan Effendi, Syafii Anwar, Ulil Absar Abdalla, Pangeran Jatikusuma (penghayat Sunda Wiwitan), Romo Edi (KWI), Pdt Winata Sairin (PGI) tersebut dikemukakan di gedung PBNU, Jakarta, Jumat.

lengkapnya bisa dilihat di sini.
===

Ya ALLOH, aku tidak mengerti apa yg menjadi dasar pemikiran para penolak fatwa MUI tersebut? Kebebasan seperti apa yg mereka maksud? Kok pada ndak mikir bahwa kebebasan beribadah dalam Islam adalah BID'AH, dan HUKUMNYA JELAS...HARAM, sebagaimana Rasululloh SAW bersabda yg artinya lebih kurang bahwa untuk urusan ibadah hendaknya mencontoh beliau. Siapa saja yang menambah atau mengurangi adalah bid'ah.

Jika kita tengok sedikit ke belakang, kebebasan ini terkait dengan SHOLAT DUA BAHASA. Hwadoh...kacow dah.. Bisakah anda membayangkan orang Padang, orang Medan, orang Sunda menerapkan hal yg sama, sholat dg dua bahasa, dengan alasan kebebasan??

Cik lah, ISTIGHFAR EUY...!! Kalo aku lihat, para tokoh2 Islam yg mendukung tidak terlepas dari JIL (Jaringan Islam Liberal), yg memang bertujuan menghancurkan Islam dari dalam, dengan label Islam. So, meniru bung Napi, WASPADALAH...WASPADALAH...:)

Sementara, untuk urusan menikah antara wanita muslim dengan pria non muslim, Al Quran juga sudah menjelaskan dengan rinci, bahwa yg diperbolehkan menikah dengan non muslim (Ahli Kitab, beberapa ulama merujuk ke agama Kristen dan Yahudi, karena sumbernya sama, dari nabi Ibrahim yg mengajarkan TAUHID, keesaan ALLOH SWT) adalah lelaki. Anda bisa merujuk ke QS Al Maidah (surat 5) ayat 5. TIDAK PERNAH disebutkan bolehnya muslimah menikah dg pria non muslim...!!!

NEXT...:)
'Fatwa MUI yang dibacakan Sekretaris Komisi C, Hasanuddin, juga menyebutkan masalah praktik perdukunan dan peramalan yang dinilai sebagai hal yang haram, serta masalah acara doa bersama sebenarnya tidak dikenal dalam Islam sehingga disebut bid'ah. ''Untuk doa bersama dengan cara berdoa bergiliran adalah haram mengamini doa-doa dari agama lain, juga haram jika dilakukan doa bersama secara serentak, namun mubah hukumnya jika doa bersama dilakukan menurut agama masing-masing,'' katanya.
***
Ini juga suatu KETOLOLAN dan KEBODOHAN YANG NYATA..!! Rasululloh SAW sendiri sudah JELAS2 MENYATAKAN PENOLAKANNYA kepada kaum kafir Quraisy saat beliau diajak ibadah bersama. Hal ini menjadi asbabul (penyebab) turunnya surat Al Kafirun. Di sana sudah DIJELASKAN, BAGIKU AGAMAKU DAN BAGIMU AGAMAMU.

NEXT...:)
'Sementara terhadap masalah pemikiran Islam liberalisme, MUI menyebutkan sebagai hal yang haram bila liberalisme itu didefinisikan sebagai pemikiran Islam yang menggunakan pikiran manusia secara bebas, bukan pemikiran yang dilandaskan agama. Demikian juga dengan pandangan mengenai sekularisme. MUI juga menilai haram terhadap pandangan mengenai pluralisme, bila konsep itu diartikan sebagai pandangan yang menyebutkan bahwa semua agama adalah sama. ''Yang boleh adalah pluralitas yang diartikan sebagai kenyataan bahwa masyarakat memiliki agama yang berbeda-beda dan karenanya harus saling menghormati dan berdampingan dengan baik,'' kata Hasanuddin.
***
Islam TIDAK BOLEH DITERJEMAHKAN SECARA LOGIKA BEGITU SAJA. Dibutuhkan ilmu-ilmu terkait lainnya untuk membedah Islam secara sempurna. Sebagai contoh, untuk membuat buku mengenai tafsir Qur'an, tidak saja bermodalkan bahasa Arab, namun mesti diiringi ilmu Nahwu, Shorof, dst dst.

Untuk kasus sekularisme, aku setuju jika diharamkan, karena Rasululloh SAW sendiri tidak pernah memisahkan agama dan kehidupan negara. Hanya saja memang, untuk jaman sekarang cukup sulit tidak menganut sekularisme, karena dasar negaranya bukan negara Islam.

Pluralisme juga aku setujui utk diharamkan. Dasarnya sama, QS Al Kafirun.

NEXT...:)
'Fatwa lainnya antara lain mengharamkan wanita menjadi imam sholat, hukuman mati pada tindak pidana tertentu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan fatwa tentang pencabutan hak milik kepentingan pribadi untuk kepentingan umum.'
***
Untuk imamiyah perempuan dalam sholat, Rasululloh SAW sendiri sudah mencontohkan bahwa BELIAU TIDAK PERNAH menjadi makmum dari imam perempuan. Ini sudah jelas...!! Sepanjang ada laki-laki baligh dengan kemampuan standar (minimal bacaan Al Fatihah cukup baik), maka dia lebih pantas menjadi imam.

Hukuman mati juga setuju diberlakukan. Sudah saatnya Islam lebih tegas dalam menerapkan hukuman kepada para pelaku kriminal yg notabene akibat yg ditimbulkannya berdampak sangat sangat luas, seperti koruptor, pengedar narkoba, dll. Jika ada orang2 teriak HAM, apakah mereka pernah memikirkan penderitaan dari keluarga si korban??

Sementara perlindungan HAKI, mungkin aku menerapkan standar ganda;-) Selama bukan digunakan utk bisnis, aku sih merasa boleh2 saja. Namun jika dibisniskan, katakanlah qt perusahaan IT, yaaa alangkah baiknya jika membeli yg original...:)

Saling Memberi Hadiah - SMS Tausyiah 20050730 (Apakah Benar Hadits Nabi?? )

"Saling memberi hadiahlah, niscaya kamu akan saling mencintai" (HR Bukhari)

Hmmm...sebenarnya kesalahanku juga nih...menyebarkan sebuah hadits, tanpa kejelasan. Aku terima sms ini dari temanku, dan aku tidak sempat cek lagi, langsung aku kirim ke teman2 yg terdaftar sebagai anggota sms tausyiah.

Sesaat setelah mengirim, aku baru sadar, bahwa aku melakukan kesalahan...tidak mencek sumber hadits ini. So, sementara ini, buat yg menerima sms ini harap hati2 dulu yaaa..?? :)

Friday, July 29, 2005

Tabayyun..

Beberapa hari lalu, seorang rekanku (B) telp ke aku, cerita ttg ancaman yg dia terima dari seseorang (A) karena B dituduh menyebarkan 'fitnah' (sengaja aku beri tanda kutip) ttg A. 'Fitnah' yg dituduhkan si A (tentu dg versinya) adalah beredarnya informasi/berita bahwa A sudah menikah dg seorang akhwat (N). A menuduh B yg menyebarkan fitnah, sehingga banyak pertanyaan, komentar, ucapan selamat yg diterima A.

B yg merasa tidak memfitnah, jelas tidak terima dg tuduhan tersebut. Terutama dg adanya ancaman A akan menghapus email account si B di berbagai server. Bagiku jelas, ini TINDAKAN SEPIHAK dan TIDAK BERETIKA, karena langsung menuduh yg bukan2 dan main ancam :(

Aku sarankan B agar bersabar, karena lambat laun kebenaran akan terungkap. B mau terima usulanku, malah dia melakukan penyelidikan tentang berita (bukan fitnah) yg tersebar. Selama beberapa lama B melakukan penyelidikan, dan akhirnya dia telp lagi ke aku untuk menceritakan permasalahannya.

Masya ALLOH, ternyata permasalahannya SEPELE SEKALI. Orang2 mengucapkan selamat kepada A karena A HENDAK DIWISUDA, BUKAN KARENA MENIKAH. Oke, dari keterangan yg aku terima dari B (karena hingga artikel ini dibuat tidak ada keterangan dari A) A tidak melakukan konfirmasi ke B, dia malah langsung main tuduh dg dasar komentar2 di blognya (+ info sekilas yg dia dengar/terima dari pihak lain).

Di sinilah diperlukan yang namanya TABAYYUN. Tabayyun berarti cross check (bahasa kerennya cek dan ricek, upss...spam ;-) terhadap suatu berita. Tentunya cross check yang dilakukan mestilah proporsional, jika perlu dipertemukan semua pihak yang mengetahui kabar tersebut.

Dalam melakukan TABAYYUN, JANGAN SAMPAI TERJEBAK DG TINDAKAN MENUDUH...karena bisa jadi, saking semangatnya melakukan cross check, maka pihak yg (dianggap) menyebarkan berita malah tertekan dan tersudutkan. Akibatnya malah bisa terjadi hal-hal yg runyam dan bisa memperlebar masalah...

So, buat rekan2ku, dan anda semua yg membaca artikel ini, JIKA ANDA MENJADI KORBAN BERITA TIDAK JELAS, hendaklah anda semua:
1. Tetap bersikap tenang jika menerima berita yg tidak jelas ttg diri anda
2. Lakukan penyelidikan, telusuri dari siapa berita tsb berasal
3. Jika bertemu dg penyebarnya, lakukan dialog untuk meluruskan berita
4. Umumkan hasil dialog ke media yg bisa diakses oleh orang2 yg sudah 'memakan' berita tidak jelas tersebut

JIKA ANDA MENERIMA BERITA TIDAK JELAS:
1. Tetap bersikap tenang jika menerima berita yg tidak jelas ttg orang lain
2. Lakukan penyelidikan, cari tau dari sumber yg cukup kredibel, jangan terlalu percaya satu pihak.
3. JANGAN IKUT MENYEBARKAN BERITA TIDAK JELAS TERSEBUT...!!
4. Tunggu kebenaran cerita tersebut, tidak perlu ikut panik (eh, redundan ya?? gpp dah...)

Intisari Khutbah Jum'at - 20050729

Hari ini kembali Jumatan di client. Topik yang diambil oleh khatib adalah masalah amar ma'ruf nahi munkar.

Sebagaimana diketahui bersama, salah satu tugas yang mesti diemban oleh kaum muslim adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (perbuatan buruk). Pada dasarnya mengajak kebaikan jauh lebih mudah daripada mencegah kemunkaran. Hal ini dikarenakan godaan setan yang demikian besar, dengan wujud setan tidak hanya yang terlihat, akan tetapi juga manusia yang telah dipengaruhi oleh setan (dan ini yang lebih 'parah', karena sosoknya bisa mempunyai kekuasaan, kekayaan yang akan menghalangi kebaikan).

Khatib juga memperingatkan ada 4 akibat yang akan muncul apabila kemunkaran masih merajalela. Keempat hal tersebut adalah:
1. Berkuasanya para penguasa2 yang jahat. Hal ini dikarenakan para penguasa sudah terbiasa memakan/menerima uang sogokan, melakukan korupsi dan hal2 tercela lainnya. Akibatnya mereka tidak akan pernah mau memikirkan nasib rakyat yang dipimpinnya.
2. Doa TIDAK AKAN PERNAH DIKABULKAN. Meskipun yang berdoa adalah orang baik, namun karena kemunkaran yang merajalela membuat ALLOH tidak memperkenankan dan mengabulkan doanya.
3. Munculnya bencana alam. Point ini sudah terbukti. Banyak sekali bencana alam yang telah melanda Indonesia belakangan ini. Bagi kaum muslim, bencana ini dianggap sebagai musibah, sementara bagi kaum yang suka berbuat kemunkaran, bencana ini akan dianggap sebagai azab. (tambahan, berdasarkan buku yang pernah aku baca, bencana bagi kaum muslim akan membawa mereka mati syahid dan (INSYA ALLOH) akan mempercepat mereka masuk surga. Sebaliknya, bagi kaum yang kufur, bencana akan mempercepat siksa mereka).
4. Hilangnya kebesaran agama. Hal ini ada 2 macam:
a. Islam tidak akan dianggap rahmatan lil 'alamin
b. Qur'an tidak akan membawa pengaruh terhadap kehidupan

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, khatib mengajak kita untuk amar ma'ruf nahi munkar sesuai kapasitas masing2. Jika mempunyai kekuasaan, hendaklah memanfaatkan kekuasaannya. Jika tidak memiliki kekuasaan, hendaklah berkata-kata. Adapun tingkatan paling rendah adalah mencegah dengan hati (ikut prihatin).

(sorry banget bahasannya tidak terlalu panjang, karena aku ga bawa catatan, jadinya based on memory aza, hehehe..)

Tuesday, July 26, 2005

Kemudahan & Kesulitan - SMS Tausyiah 20050726

Dari Aa Gym:"Barangsiapa yg selalu hanya ingin mudah dan menghindar dari hal yg sulit, niscaya menjadi penuh kesulitan&ketegangan dalam mengarungi hidup ini."

Sunday, July 24, 2005

Mengurus Jenazah - SMS Tausyiah 20050724

Rasululloh SAW bersabda,"Barangsiapa melayat dan menyholakan jenazah, dia akan memperoleh pahala sebesar 1 qiroth. Sedangkan siapa saja yang melayat, menyholatkan, dan mengantarkan hingga ke kubur, dia akan memperoleh pahala 2 qiroth."

Seorang sahabat bertanya,"Ya Rasululloh, berapa besar 1 qiroth itu?"

Rasululloh menjawab,"1 qiroth ~ sebesar bukit Uhud."

Islam = Agama Silaturahmi

Assalamu'alaykum Wr Wb

(baca sholawat kepada Rasululloh SAW)

Islam bisa dikatakan agama yang penuh dengan semangat silaturahmi (berasal dari kata shilat atau washl, yang artinya menyambungkan, dan ar rahiim yang artinya kasih sayang, sehingga silaturahmi/silaturahim = menyambungkan kasih sayang), selain sebagai agama Rahmatan lil 'aalamiin. Silaturahmi cenderung diartikan saling bertemu dengan sesama manusia, mendekatkan ikatan kekeluargaan, persaudaraan, dst...dst...

Oke, sebagai bukti bahwa Islam = agama silaturahmi, anda bisa lihat anjuran Rasululloh SAW (minimal) kepada kaum pria agar sholat berjamaah di masjid. Ini artinya, setiap hari kita akan bertemu dengan tetangga dekat, melakukan ibadah yg serupa, kemudian bisa saling berkomunikasi, dst dst.... Saat ada seorang jamaah yang tidak hadir, akan terasa kita akan merasa kehilangan seorang anggota 'keluarga', ini artinya dalam diri kita telah tumbuh rasa kasih sayang kepada jamaah ybs.

Pada hari Jum'at, kaum pria mesti menghadiri Jum'atan. Di hari itu, acara silaturahmi yang terjadi lebih besar, karena tidak saja tetangga dekat yang hadir, bisa jadi ada saudara dari beda rw yang ikut hadir di masjid. Selain itu, akan banyak hadir tetangga dekat yang jarang kita temui pada saat sholat berjamaah. Dengan demikian, scoop dari silaturahmi menjadi lebih besar.

Ternyata tingkatan silaturahmi yang diajarkan Islam tidak berhenti pada level ini. Masih ada event lain yang mengajak kita untuk MEYAKINI bahwa Islam adalah agama yang SEMPURNA;-)

Event tersebut adalah SHOLAT 'IED, baik 'Iedul Fitri ataupun 'Iedul Adha. Kaum muslimin/muslimat akan berbondong-bondong hadir di satu tempat yang luas, dan bisa menampung ratusan bahkan ribuan umat untuk bertemu dan saling mengenal. Anda bisa bayangkan, selesai sholat 'Iedul Fitri kita akan saling bersalaman dan bermaafan dengan jamaah terdekat dengan kita. Padahal mungkin kita tidak kenal, tapi kita tetap minta maaf, karena bisa jadi 5 menit lalu kita ngebatinin dia, entah pakaian yang dia pakai atau sajadahnya, atau hal2 lainnya...:)

Dan tingkatan akhir dari silaturahmi yang diajarkan Islam adalah HAJI. Pada musim haji, JUTAAN manusia DARI SELURUH DUNIA BERKUMPUL. Kita akan bertemu dengan saudara muslim dari Amerika, Inggris, Perancis, juga dari Afrika, Mesir, Iran, Soviet, dst dst (tentu saja dengan Arab) dengan keunikan dari masing-masing individu dan kebudayaan yang mereka bawa. Di saat inilah, akan terasa bahwa betapa Islam adalah agama yang TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN RAS, JABATAN, KEDUDUKAN, DST DST... Yang membedakan manusia hanyalah TINGKAT KETAQWAANNYA...

Demikian uraian singkatku tentang Islam sebagai agama silaturahmi. Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan bisa dishare dengan kaum muslim lainnya:)

Wa'alaykumsalam Wr Wb

Friday, July 22, 2005

Intisari Khutbah Jum'at - 20050722

Kali ini aku jumatan di Bandung, sehubungan dengan pengobatan yg sedang aku lakukan. Aku jumatan di samping rumah, yg dekat2 saja lah;-)

Khatib jumatan kali ini mengambil 3 penyakit kronis yang menjadi penyebab kerusakan yang kian parah di negara kita.

Ketiga penyakit itu adalah:
1. Terlalu menurutkan hawa nafsu. Banyak tindak kriminal yang terjadi dikarenakan mudahnya manusia menuruti hawa nafsunya. Sebagai contoh, banyak pembunuhan yang terjadi diakibatkan hal2 sepele. Perampokan dan korupsi banyak diakibatkan karena nafsu ingin memiliki harta yang banyak tanpa ingin bekerja keras (dengan halal).
2. Kikir, yang dibagi menjadi:
a. Kikir harta. Kikir jenis ini sudah banyak contohnya. Terlalu sering mengumpulkan harta, tidak peduli dengan cara apapun tanpa mau sedekah, berzakat atau berinfaq. Qur'an sudah memperingatkan manusia di surat Takatsur, bahwa banyak dari manusia yang bermegah-megahan dalam mencari harta, dan lupa bahwa sesungguhnya harta tidak akan dibawa ke kubur.
b. Kikir ilmu. Kikir jenis ini seringkali tidak disadari secara langsung, karena sifatnya yang kasat mata. Banyak diantara kita yang belajar ini itu, menguasai ini itu, dan ahli dalam banyak hal. Akan tetapi, semuanya itu hanya dia gunakan untuk kepentingan diri sendiri, tidak berbagi dengan orang lain. Akibatnya, ilmu tersebut akan menjadi sia2, karena jika dia mati, maka berhentilah ilmu tersebut. Sebaliknya, dengan menyebarkan/berbagi ilmu akan mengakibatkan banyak amalan yang dia terima karena salah satu amalan yang akan selalu mengalir adalah ilmu yang bermanfaat.
c. Kikir kekuasaan. Kikir tipe ini banyak menghinggapi para pemimpin/pejabat. Di saat mereka mempunyai kekuasaan, mereka ingin menjadi tokoh sentral. Semuanya BERGANTUNG kepada dia. Padahal sebaik-baik pemimpin adalah yang kerjanya tidak banyak, karena dia sudah mendistribusikan kepada anak buah/rekan kerjanya. Dia tinggal mengerjakan yang memang benar-benar penting.
3. Ujub, riya', takabur. Urusan ini juga sering tidak disadari. Banyak orang menganggap dirinya suci, bersih. Setelah ikut training diniyah, atau spiritual training atau apapun istilahnya, dia merasa hatinya menjadi bersih. Padahal, pada saat dia menyatakan dirinya/hatinya bersih, maka pada saat itu pula sebenarnya masih ada ketidak bersihan yang melekat di jiwanya.

Marilah kita memohon kepada ALLOH SWT, semoga kita semua terlindung dari 3 penyakit di atas...

Islam tentu saja menyediakan obat untuk ketiga penyakit tersebut. Ketiga obat tersebut adalah:
1. Menjaga dan memelihara batin/rohani kita.
2. Islam sebagai agama yang seimbang tidak hanya memberikan solusi utk rohani, akan tetapi juga jasmani. Kita mesti menjaga dan memelihara jasmani juga.
3. Menjaga keluarga: istri, anak, dan harta kekayaan. Kesemuanya mesti dijaga dengan cara mencari rejeki yang halal dan baik.

Thursday, July 21, 2005

Tentang Ahmadiyah

Seminggu terakhir ini, kita sering membaca berita yang berkaitan dengan Ahmadiyah, terutama karena adanya penyerangan terhadap kampus Ahmadiyah yang terletak di jalan raya Parung Jampang Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Penyerangan dilakukan oleh orang2 berpakaian putih dengan mengatas namakan ormas2 Islam. Banyak reaksi yang bermunculan setelah aksi penyerangan ini. Komnas HAM + kroninya ikut berkomentar dan mengutuk tindak kekerasan ini.

Bahkan, teman kantorku yang non muslim sempat berkomentar dengan sinis. "Yang diserang ALLOHU AKBAR, yang nyerang ALLOHU AKBAR juga. Opo Gusti ora bingung?" Sial...:(

Aku akan memandang kasus ini dari 2 hal terpisah. Secara hukum dan akidah (Islam).

Secara hukum, Ahmadiyah memang mempunyai legitimasi. Organisasi mereka terdaftar secara resmi, bahkan ada AD/ART, sekolah, koperasi. Ahmadiyah di luar negeri bahkan sudah menyiarkan televisi kabel sebagai sarana dakwah mereka. Aku yang awam hukum juga akan mengatakan bahwa penyerangan yang mereka terima adalah PELANGGARAN HUKUM...!!

Apalagi penyerangan ini dilakukan juga oleh sesama muslim. Ya ALLOH, Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin. Tidak sepantasnya kita merusak benda-benda milik orang lain, dengan dalih apapun. Saat anda melakukan tindak kekerasan kepada orang lain (dan barang miliknya), saat itu juga gelar Rahmatan lil 'Alamin akan hilang dari pandangan penghuni alam semesta ini.

Oleh karena itu, aku SETUJU jika para pelaku pengrusakan tersebut diajukan ke pengadilan dengan tuduhan melakukan tindak kriminal, dst dst, sebagaimana diatur dalam hukum di Indonesia.

Well...tinjauan dari sisi hukum nampaknya sudah cukup ;-)

Kini kita beralih ke tinjauan dari AKIDAH.

Banyak orang yang menganggap Ahmadiyah adalah ajaran Islam. Benar, Ahmadiyah berdasar Islam...namun AKIDAHNYA MENYIMPANG. Benar, Ahmadiyah mengakui ALLOH SWT dan Muhammad Rasulullah SAW...namun mereka juga mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Benar, Ahmadiyah juga sholat 5 waktu...namun mereka hanya mau sholat di tempat2 tertentu (masjid mereka) dan oleh imam2 sholat dari kalangan mereka (selain dari itu, mereka tidak anggap sah sholat yang mereka lakukan). Benar, Ahmadiyah bershodaqoh, berhaji, dst dst...namun mereka menganggap KAFIR orang2 Islam di luar jemaah mereka.

Sejarah Ahmadiyah sendiri tidak terlepas dari campur tangan pemerintah Inggris untuk menundukkan kaum muslim dan menguasai daerah India (Kashmir?). Perlawanan sengit yang dilakukan oleh kaum muslim bisa disetarakan dengan perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda. Sama halnya dengan Belanda, Inggris menggunakan cara 'musuh dalam selimut' (baca: non kekerasan) untuk menaklukkan kaum muslim.

Dengan berbagai tipu daya serta usaha, pemerintah Inggris berhasil 'MENCIPTAKAN' seorang nabi dengan embel2 Islam. Dialah Mirza Ghulam Ahmad. Kucuran dana yang melimpah dikeluarkan pemerintah Inggris demi menyukseskan program mereka ini. Dibuatlah berbagai tipu daya, seperti bla blabla (cari rujukan bukunya), sehingga dalam kurun waktu yang singkat, terkumpullah pengikut Ahmadiyah yang cukup banyak di India. Kemunculan nabi 'baru' ini memicu keresahan, dan akibatnya India (Kashmir) bisa jatuh ke tangan Inggris dengan relatif lebih mudah dari sebelumnya.

Mirza Ghulam Ahmad sendiri menyebarkan Ahmadiyah dimulai dari tanah kelahirannya di Qadian, Punjab pada tahun 1889. Dasar rujukan yang digunakan oleh Mirza Ghulam Ahmad adalah 4 jilid buku berjudul Barahin-i Ahmadiyah (Bukti-bukti Ahmadiyah). Sejak saat itu, penyebaran Ahmadiyah berlangsung dengan cepat. Berbagai metode mereka gunakan: pertemuan umum, debat penerbitan buku, jurnal, koran, dan media2 lainnya.

Keistimewaan/kelebihan (insya ALLOH ini adalah istidraj) dari Ahmadiyah memiliki kemiripan dengan paham Syiah. Mereka banyak menggunakan nalar dalam melakukan pendekatan, membongkar tradisi2 lama yang selama ini telah dijadika acuan. Bagi kalangan muda, hal ini menarik, karena otak, fikiran dan akal mereka serasa mendapat tantangan, dan mereka bisa mengembangkan diri (baik personality maupun tatanan sosial). Tidak heran, jika peraih nobel Fisika dari kalangan muslim, Prof Abdus Salam, adalah seorang Ahmadiyah. Tidak mengherankan pula, jika pemikir2 Islam muda di Indonesia sekarang banyak dikuasai oleh orang2 aliran Syiah.

Aku sendiri lebih toleran kepada aliran Syiah dibandingkan Ahmadiyah, karena pada banyak hal Syiah ~ Islam (meski ada juga Syiah aliran keras yang, menurutku, sudah keluar dari jalur Islam. Mungkin akan dibahas di lain waktu) dibandingkan Ahmadiyah yang jelas2 sudah keluar dari rel Islam.

Oke, mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa aku begitu ekstrim keras kepada Ahmadiyah? Well, ini semua tidak terlepas dari klaim Mirza Ghulam Ahmad bahwa dia adalah NABI TERAKHIR dari kalangan Islam. Tafsiran yang dia gunakan adalah surat Al Ahzab (QS 33) ayat 40, yang terjemahannya,"Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang kamu, tetapi sesungguhnya itu adalah seorang utusan ALLOH dan penutup segala nabi".

Suatu hal yang sangat menggelikan bukan? Menggunakan referensi orang lain utk mengklaim kebenaran yang dia bawa:D Mirza Ghulam Ahmad sendiri juga berpendapat bahwa dirinya adalah nabi utusan ALLOH SWT yang bergelar al mahdi dan al masih (gelar yang diberikan kepada nabi Isa a.s.). Jelas-jelas ini BERTENTANGAN SEKALI dengan akidah Islam..!! Oleh karenanya tidak ada ampun bagi Ahmadiyah, selain diberlakukan larangan ajarannya...!! Di Malaysia, Singapura dan negara2 lain, Ahmadiyah ~ ajaran yang dikucilkan. Mereka dilarang untuk mengembangkan diri, sama halnya dengan Darul Arqam di Malaysia.

Aku sendiri mempunyai dugaan adanya ketidak sinkronan pejabat Indonesia dalam pemberlakuan larangan Ahmadiyah karena sistem politik Orba yang cenderung memelihara konflik di kalangan Islam, agar mereka (kaum Islam) tidak ada waktu utk ikut berorganisasi dan ikut dalam pemerintahan. Karena pada tahun 80an, MUI (didukung oleh organisasi Islam dunia) sudah jelas sekali MELARANG ajaran Ahmadiyah di wilayah Indonesia. Namun, entah bagaimana ceritanya, kok masih bergentayangan dan banyak 'memakan korban' (fyi, di ITB sendiri sudah cukup banyak para pengikut Ahmadiyah dan Syiah)

Pada perjalanannya, Ahmadiyah terbagi menjadi 2 kelompok:
1. Ahmadiyah Qadian (yang lebih dominan). Aliran ini menjadikan dan meyakini Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi utusan ALLOH SWT yang bergelar al mahdi dan al masih, serta beranggapan orang Islam yang bukan pengikut Ahmadiyah = kafir.
2. Ahmadiyah Lahore. Aliran ini lebih 'moderate', karena tetap mengakui Muhammad Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir, 'hanya' meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tanpa wahyu yang mereka simbolkan sebagai mujaddid (pembaharu), dalam rangka meluruskan kembali ajaran Islam yang telah banyak menyimpang (versi mereka lhooo..)

So, apapun pernyataan dan bukti yang kaum Ahmadiyah tunjukkan sebagai bukti keislaman mereka, itu semua pada dasarnya hanya dalih agar mereka tetap bisa exist. Karena dari keyakinan mereka saja, mereka tidak termasuk gerakan Islam dan tidak layak disebut Muslim.

Artikel terkait bisa dilihat di sini.
Situs Ahmadiyah bisa dilihat di sini.
Berita lain ttg kebohongan Ahmadiyah bisa dilihat di
sini.

Tuesday, July 12, 2005

Jangan Mudah Meniru, Tirulah dari Sang Uswatun Hasanah

Sudah fitrah manusia untuk selalu meniru orang lain. Seorang bayi bisa berbicara, mengucapkan kata setelah dia melihat dan menirukan dari wajah-wajah yang dia lihat setiap hari, setiap saat. Kita pun, selaku manusia dewasa juga meniru orang lain, sebagaimana kang Ibing ucapkan, kita akan meniru orang tua kita untuk menikah, punya anak, punya rumah, dst dst.

RasulullOh SAW sendiri mengajarkan dan menyebarkan Islam serta hanya 'mengijinkan' amal perbuatan yang telah beliau contohkan. Artinya, umat Islam haruslah MENIRU Suri Tauladan (Uswatun Hasanah) mereka dalam beribadah, karena contoh dari beliau-lah yang paling tepat dan afdhol. Melakukan ibadah selain yang dicontohkan beliau akan diancam dengan hukuman di neraka, karena sifatnya yang bid'ah.

Antara lelaki dan perempuan, aku berpendapat perempuanlah yang sering meniru. Tidak usah repot2, coba anda lihat tayangan iklan di tv, koran, atau media lain. Saya yakin lebih dari 68% ;-) iklan ditujukan untuk kaum hawa. Kosmetik, busana, potongan harga, dst dst yang diperagakan oleh model atau bintang film atau artis, akan membujuk kaum hawa untuk menyisihkan sebagian harta mereka dan membeli produk tersebut demi agar mereka MIRIP dengan idola mereka itu.

Sesungguhnya, Islam tidaklah melarang tiru meniru ini, selama dalam koridor yang baik, tidak bertentangan dengan agama. Rasululloh SAW beserta keluarga beliau sendiri sudah memberikan banyak contoh yang baik untuk kehidupan sehari-hari. Hidup sederhana, tidak berlebihan, bisa menjadi manfaat (jalan kebaikan) bagi manusia (+alam) sekitar, dst dst. Semestinya hal seperti inilah yang ditiru dan dipraktekkan oleh kaum Islam.

Akan tetapi, kita (kaum muslim) yang hidup di alam modern ini, telah dijadikan sasaran 'tembak' yang empuk oleh kaum Nasrani dan Yahudi. Beribu cara dilakukan untuk membuat kita berpaling dari sebaik-baik contoh yang semestinya kita ikuti, menjadi domba dan penganut serta peniru yang setia dari contoh kaum Nasrani dan Yahudi.

Betapa banyak kaum muslimah yang telah menutup auratnya kemudian menanggalkan penutup auratnya, demi mengejar karir atau hal2 yang bersifat duniawi lainnya. Seorang lelaki minum minuman keras di sebuah pesta demi menghormati tuan rumah. Anak membantah dan melawan orang tuanya karena mencontoh tayangan televisi, yang memperlihatkan adegan seorang anak membangkang terhadap perintah orang tuanya. Masih banyak hal lain yang diciptakan Nasrani dan Yahudi demi membuat kita semakin jauh dari contoh yang Islami.

Tidaklah heran Rasululloh SAW pernah bersabda yang intinya bahwa kelak umat beliau akan meniru perbuatan-perbuatan kaum Yahudi dan Nasrani. Beliau bahkan mengancam bahwa barang siapa umat beliau yang meniru perbuatan-perbuatan kaum Yahudi dan Nasrani berarti umat beliau telah keluar dari naungan beliau dan menjadi bagian kaum Yahudi dan Nasrani.

Masya ALLOH...sedemikian keras ancaman Rasululloh SAW, demi umatnya tetap menjadi umat terbaik dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang diajarkan musuh-musuh Islam.

Mari kita tengok diri kita sekarang, apakah kita sudah mencontoh cara hidup Rasululloh SAW? Tentunya mencontoh bukan berarti mencontoh begitu saja mentah-mentah. Semuanya mesti didasarkan argumen dan logika juga. Sebagai contoh, kita di Indonesia (menurutku) tidak perlu menggunakan gamis sebagai baju sehari-hari, karena lingkungan Indonesia tidaklah sama. Namun, untuk urusan JILBAB, INI JELAS2 HARUS DILAKSANAKAN KARENA SUDAH TERCANTUM DI AL QUR'AN, bukan sekedar budaya.

Aku mengingatkan diriku dan mengajak rekan2 muslim semua utk mulai mencermati pola hidup kita, apakah sudah sesuai dengan contoh dari Rasululloh SAW. Silakan memberi komentar dan menuliskan contoh kehidupan yang Islami, lalu sedikit demi sedikit kita mulai praktikkan di kehidupan sehari-hari.

Catatan: aku sudah pernah menuliskan beberapa contoh yang diberikan Rasululloh SAW. Silakan cek di sini untuk contoh berpakaian dan sini untuk contoh makan Rasululloh SAW.

Sunday, July 10, 2005

Status Hoka Hoka Bento

ditendang dari milis [halal-baik-enak@yahoogroups.com]
Meragukan Resto Jepang

Resto Jepang tergolong favorit bagi lidah Indonesia. Tapi, sebagian orang meragukan kehalalannya

''Pak Anton, bagaimana status kehalalan restoran Hanamasa? Yang saya tahu, Hanamasa pemilik sahamnya kan Pak Eric Thohir (Republika). Karena itu, dulunya saya pikir sudah mendapat sertifikat halal,'' tanya Dini kepada DR Anton Apriyantono melalui milis halal_baik_enak.

Mengingat Hanamasa cukup sering dipertanyakan, beberapa waktu lalu Anton lantas mengecek statusnya langsung ke database LPPOM MUI. Dari pengurus LPPOM Anton tahu, Hanamasa memang pernah meminta diaudit kehalalannya. Nah, ketika itulah, LPPOM menemukan bahan-bahan haram yang digunakan Hanamasa seperti mirin, sake, dan rhum.

Mirin, menurut kamus resep masakan Jepang, adalah alokohol manis yang dibuat dari mochigome dan komekoji (yeast). Ada dua type mirin, yaitu hon dan shin. Shin mengandung alkohol kurang dari 1%. Mirin merupakan bahan esensial dalam makanan Jepang. Sake adalah arak putih yang biasanya terbuat dari air perasan beras ketan, anggur atau tape. Sedangkan rhum, tergolong wine kelas berat.

Sayangnya, setelah dijelaskan oleh LPPOM MUI perihal bahan-bahan bermasalah tersebut, Hanamasa tidak datang-datang lagi ke LPPOM MUI. ''Mereka tidak melanjutkan proses auditingnya,'' ungkap Anton. Namun, resto Jepang ini tampaknya nekad. Di sebuah majalah Islam, dia mengiklankan dirinya sebagai resto halal. ''Karena dimuat di majalah Islam, saya pikir Hanamasa sudah bersertifikat halal,'' kata Dini. Pembaca majalah yang sama, Berlia Saridanti, setelah menemukan iklan itu lantas meminta konfirmasi pada teman-teman dan kantor majalah tersebut. ''Katanya sudah halal, meskipun saya tidak menemukannya di Jurnal Halal,'' kata Berlia.

Berdasarkan laporan masyarakat, LPPOM MUI pernah menegur pengelola Hanamasa untuk tidak mengklaim dirinya halal. Tapi, Hanamasa nekad saja. Resto Jepang lain yang kerap dipersoalkan adalah Hoka Hoka Bento (Hokben). ''Sampai saat ini Hokben belum mendapatkan sertifikat halal,'' tegas Anton. Ia menambahkan, setahu saya belum ada satu restoran Jepang pun yang sudah mendapatkan sertifikat halal. ''Dari segi kehalalannya makanan Jepang jelas rawan karena banyak menggunakan sake dan mirin. Saya cenderung untuk menganjurkan menghindari restoran Jepang.''

Pernah, Anton berkisah, di suatu industri dirinya memberikan penjelasan mengenai sistem jaminan halal. Pada saat makan siang, semua peserta disuguhi paket Hoka Hoka Bento. ''Begitu saya tahu, langsung saja dengan tegas dan sopan saya menolak makanan tersebut dan minta diganti dengan makanan dari restoran padang saja. Alhamdulilah, orang yang di industri tersebut mau mengganti dan bisa memahami permintaan saya,'' kata Anton.

Ia menyayangkan, tampaknya masih banyak orang Islam yang kurang peduli pada soal kehalalan makanan, termasuk masakan Jepang. ''Hanamasa itu kan pemiliknya muslim,'' keluh Anton. Lihat saja, katanya, yang datang ke Hoka Hoka Bento bahkan banyak yang berjilbab. Nah, sikap konsumen inilah yang membuat pengusaha resto nekad.

Maka, Anton Apriyantono mengajak semua kalangan untuk menyadarkan konsumen dengan berbagai usaha dan cara yang baik. Selain itu, juga mendidik sikap kritis konsumen muslim. ''Selama konsumen tidak selektif, maka pihak restoran akan tenang-tenang saja meskipun tidak mau mengurus sertifikat halal dan tetap menggunakan sake, mirin dan bahan haram lainnya,''tandas Anton.

Tapi, jika Anda penikmat masakan Jepang, jangan khawatir. Cobalah datang ke Saki-yuki, Japanese Food, di kawasan Blok S Jakarta Selatan. Menurut pengelolanya, Saki-yuki adalah Warung Jepang kaki lima penyedia bermacam-macam masakan Jepang halal. ''Salah satu visi dan misi kami adalah menyediakan masakan Jepang yang halal, sesuai dengan pronsip halal-haram dalam syari'at Islam,'' kata pengelolanya. Selain tidak menggunakan bahan semacam rhum, mirin, sake, atau angchiu, ia pun mengaku hanya menggunakan komponen-komponen dasar yang jelas kehalalannya dan telah mendapatkan sertifikat halal MUI.
(nurbowo/FIKRI/INSANI).

Artikel terkait bisa dilihat di sini.

(ps: bisa jadi ini adalah perang dagang, terutama di paragraf terakhir disebutkan nama restoran yang (mengklaim) dirinya halal;-) Terlepas dari itu semua, halal haram ini memang patut membuat kita lebih berhati-hati.)

Friday, July 08, 2005

Intisari Khutbah Jum'at - 20050708

Khutbah Jum'at (di client) kali ini mengambil tema sikap dan tingkah laku manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Sebagai seorang muslim, tentunya kita sudah sering melafadzkan kalimah2 tauhid, tahmid, tahlil, dst dst...akan tetapi pada kenyataannya, masih banyak hal yang mesti diperhatikan dan ditelusuri ulang berkaitan dengan ibadah yang kita lakukan.

Khatib menyebutkan, betapa kita sering melafadzkan Subhanalloh (Maha Suci ALLOH), namun seringkali kita merasa lebih suci (terbebas dari dosa) dan menganggap orang lain bergelimang dengan dosa dan tidak akan diampuni oleh ALLOH. Ucapan Alhamdulillah (Segala Puja dan Puji bagi ALLOH) menjadi tidak berarti ketika kita menyia-nyiakan setiap nikmat ALLOH, tidak menggunakan sebagaimana ALLOH harapkan. Perkataan Laa Ilaa Ha Illallah (Tidak ada Tuhan selain ALLOH) tidak nampak ketika kita lebih memilih menjadi hamba pekerjaan dan bisnis, padahal ALLOH lah pemilik segala pekerjaan dan bisnis yang ada. Dan akhirnya ALLOHU AKBAR (ALLOH Maha Besar) terabaikan ketika kita merasa lebih hebat, dan menjadikan pekerjaan kita sebagai power untuk bisa menguasai dan menindas orang lain.

Di akhir khutbah, Khatib mengajak para hadirin untuk merenungkan lagi semua kegiatan yang telah dilakukan. Hindari perbuatan yang sia-sia, perbanyak amal kebajikan, shodaqoh karena sesungguhnya bekal yang akan dibawa ke akhirat adalah segala kebajikan yang qt lakukan, bukan harta benda, karena itu semua tidak akan ada nilainya
di hadapan ALLOH SWT.

Wednesday, July 06, 2005

SMS Tausyiah Libur Sementara

Karena ada sesuatu hal, maka sms tausyiah diliburkan untuk sementara. Mohon maaf kepada rekan2. Bagi yang ingin bergabung, silakan kirim sms ke 0818 634729 dengan isi sms: join tausyiah :)

FREE alias GRATIS :)

Resensi Buku - Karung Mutiara Al Ghazali

Aku pertama kali membaca tulisan imam Ghazali sekitar 15 tahun, saat aku SMP-SMA. Semuanya bermula dari buku milik Bapakku dengan cover kepala seorang lelaki yang 1/2 gundul dengan jenggot tebal.

Well...10 menit membaca isi buku (lupa judulnya, mesti search lagi nich), kepalaku langsung pening...karena kandungannya yang belum 'nyampe' ke otakku. Meski demikian, bukan berarti aku tidak menyukai tulisan2nya, namun nampaknya aku mesti cari yang kandungannya lebih ringan dan sudah bisa 'dijangkau' otakku. Sejak saat itu, jika ada tulisan yang berkaitan dengan imam Al Ghazali, aku sempatkan diri untuk membaca, meski tulisan yang muncul sekedar cuplikan sebuah artikel di koran atau majalah.

Lambat laun, seiring perkembangan waktu, aku sudah lebih banyak memahami tulisan2 imam Ghazali, meski belum semua karyanya aku baca tapi aku sendiri bisa bayangkan tingkatan filosof dan sufi beliau. Aku sempat berpikir, bagaimana metode yang paling baik untuk menyebarluaskan ilmu dan ajaran imam Ghazali ini, tanpa membuat si pembaca mengernyitkan dahi, memijat kepala dan akhinrya menjadi pusing dibuatnya setelah membaca karya beliau ini.

Tak disangka, tgl 2 Juli lalu, saat ada acara kumpul warga id gmail, seorang temanku (Febz) menyarankan buku ini (Karung Mutiara Al Ghazali). Sebuah buku yang menceritakan/bercerita tentang kisah-kisah yang dimuat buku2 imam Ghazali, namun dengan metode yang sedikit 'nyeleneh', karena menggunakan media komik untuk menyampaikan kandungannya.

Aku cukup membaca 1-2 kisah dari buku ini, sebelum akhirnya memutuskan untuk segera membelinya. So, hari minggu aku langsung hunting di toko buku di Ambassador, dan dengan mudah mendapatkannya. So, tidak butuh waktu lama untuk melalap habis dan mempelajari ilmu dari imam Ghazali, jika dibandingkan dengan buku2nya dengan tebal >=200 halaman, aku melihat buku ini sebagai solusi alternatif utk memudahkan pembaca mempelajari dan memahami pikiran imam Ghazali.

Sebagai contoh, sebuah kisah tentang Nabi Isa as yang memperingati kepada umat manusia tentang bahayanya dunia, disajikan secara apik dan (cenderung) lebih mudah ditelaah. Di kisah lain, ada cerita tentang Umar bin Khatab yang begitu menjaga perutnya dari makanan haram, dst...dst..:)

Terlepas dari kemudahan penyampaian pokok pikiran imam Ghazali, masih ada beberapa hal yang menjadi pikiranku berkaitan dengan penerbitan buku 'komik' imam Ghazali ini:
1. Hukum menggambar nabi. Beberapa imam TIDAK MENGIJINKAN SAMA SEKALI menggambar nabi (tidak saja nabi Muhammad SAW). Namun ada juga imam yang membolehkan. Perbedaan pendapat ini pada intinya dimaksudkan
agar jangan sampai umat Islam MENYEMBAH sosok nabi yang digambar tersebut.
2. Penggunaan bahasa. Di 'komik' ini digunakan beberapa istilah 'prokem' seperti Ke'o (istilah lain dari oke), kemudian dialek Madura utk hamba sahaya, lalu ada kata 'komisi', dst dst. Hmmmm...yang terpikir olehku, apakah DIBOLEHKAN 'modernisasi' kata2 dakwah? Menurut pandanganku, ini bisa menjadi 2 sisi mata pedang. Di satu sisi bisa menarik kaum muda utk mempelajari, karena 'kedekatan' culture metode dakwah dengan bahasa mereka sehari-hari. Di sisi lain, (ini sih cenderung ekstrim dan ketakutanku saja) mereka jadi lebih senang menggunakan bahasa yang 'DITAKUTKAN' akan melunturkan nilai dakwah. Sebagai solusi, aku berharap modernisasi ini boleh diperkenalkan, namun jika telah melangkah ke pendalaman materi, hendaknya modernisasi ini diiringi dengan istilah2 dakwah yang 'sesungguhnya' (bahasa Al Qur'an), dengan adanya pembimbing (da'i/ulama senior).
3. Seberapa efektif metode ini dalam meningkatkan kegairahan kaum muda utk belajar ilmu agama, jika dibandingkan dengan metode konvensional (pesantren)? Mesti dilakukan survei serius mengenai hal ini.

Akhir kata, silakan beli buku ini, dan mulailah membaca, merenung, memahami, dan menerapkan (dalam kehidupan sehari-hari) setiap moral+hikmah yang terkandung dari tiap kisah. Semoga menjadikan qt menjadi muslim/ah yang lebih baik kualitasnya:)

Sunday, July 03, 2005

Tentang Misi Hidup - by Aa Gym

Diambil dari Bab terakhir buku Zikrul Maut karya Abdullah Gymnastiar, MQS Publishing

Kita hadir di dunia ini minimal memiliki 3 misi. Pertama, sebagai hamba Alloh. Oleh karena itu, jadikanlah semua aktivitas kita sebagai sarana ibadah kepada Alloh SWT. Kegelisahan timbul karena kita kurang ilmu, karena terlalu cinta dunia, juga karena sangat enggan beribadah. Padahal, Alloh mendesain ritme hidup kita untuk ibadah. Karir kehidupan kita pun bisa optimal bila kita menyempurnakan ibadah.

Kedua, sebagai khalifah. Berkiprahlah di dunia ini dengan karya terbaik. Sebagai khalifah, selain mensejahterakan diri, kita juga harus mensejahterakan orang lain. Kemudian interksi kita di dunia ini selain mensejahterakan secara lahir, juga harus bisa menjadi cahaya secara bathin. Artinya, kita harus mengeksploitir lahir bathin agar bisa melakukan dan mempersembahkan karya terbaik.

Ketiga, seb! agai pendakwah. Selain niat beribadah dengan ikhlas, kita juga harus menjadi orang yang bisa menjadi contoh kebaikan, pembawa misi kemuliaan.

Ingat, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi yang lain. Oleh karena itu, kalau kita ingin mengetahui tingkat keberuntungan kita, lihatlah sampai sejauh mana kita berjuang sekuat tenaga dalam hidup ini mengeksploitir tenaga, pikiran, dan waktu kita untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Kalau ini menjadi tata nilai kita, hidup kita akan nikmat.

Rezeki kita yang sesungguhnya adalah yang kita tabung dan kita nafkahkan di jalan Alloh, Carilah rezeki setiap hari dengan niat agar makin banyak orang yang lapar bisa makan dengan keringat kita. Makin banyak orang yang tidak berpakaian bisa hangat dengan jerih payah kita. Makin banyak orang yang tidak berilmu bisa belajar dengan tetesan keringat kita. Bila semua itu dilakukan dengan ikhlas karena Alloh semata, Insya Alloh akan menjadi amal. Inilah mis! i hidup kita.

Kemudian, tingkatkan profesionalisme kita, hingga kita tidak hanya memberikan manfaat dengan menyuplai harta, tapi juga bisa menyuplai ilmu, wawasan, dan pengalaman bagi orang lain dengan kemuliaan.

Andai hidup kita yang sekali-kalinya di dunia ini bagai cahaya matahari yang memancar, menerangi orang-orang yang berada dalam kegelapan, menumbuhkan bibit-bibit kemuliaan, dan menyegarkan yang layu oleh terjangan kehidupan, maka kita akan menjadi orang yang terus hidup kebaikannya. Inilah kesuksesan yang hakiki.

Orang yang sukses itu bukan orang yang dipuji oleh manusia karena harta kekayaan, gelar, pangkat atau jabatannya. Itu kecil, itu hanyalah topeng dan aksesoris duniawi belaka.

Aksesoris duniawi apapun yang kita miliki, itu hanyalah sekedar tempelan sederhana karena aset termahal kita adalah kematangan pribadi kita. Pensiun tidak akan menjadi masalah bila diri kita jauh lebih berkualitas daripada pangkat kita. Berbeda dengan orang yang ha! nya sibuk bersembunyi di balik topeng, maka pensiun, dimutasi, atau bertambah tua bisa menimbulkan kegelisahan tiada tara karena memang itulah tempat persembunyiannya. Pensiun atau diambil pangkat dan jabatan justru akan memperjelas isi diri kita sesungguhnya.

Kemuliaan hakiki bagi kita adalah sejauh mana hidup kita mempunyai makna dan nilai yang dahsyat bagi peradaban dan kesejahteraan umat manusia, yang didasari karena Alloh semata. Karena itu, latihlah diri kita bagaimana agar hidup yang sekali-kalinya ini mempunyai nilai manfaat yang sebesar-besarnya.

Percayalah saudara-saudaraku sekalian, kita tidak akan selamat dan berbahagia dengan apa yang kita kumpulkan, tapi kita akan jauh lebih berbahagia bila kita bisa menafkahkan apa yang Alloh titipkan pada kita. Jaminan Alloh tidak datang kepada orang yang kikir, tapi datang kepada ahli sedekah baik lahir maupun batin.

Semoga Alloh mengaruniakan kepada kita kearifan demi kearifan agar kekayaan termahal dalam hidup ! kita, yakni perubahan diri kita, menjadi semakin matang, dewasa, penuh manfaat, tidak cinta dunia, cemerlang dengan keikhlasan, meninggi dengan kerendahan hati, dan semakin mempesona dengan kemuliaan akhlak.

Marilah kita menjadi pribadi yang baru yang mempunyai orientasi sebagai ahli ibadah, sebagai khalifah yang berkarya dan sebagai contoh kebaikan. Kita tinggalkan dunia ini setelah mempersembahkan karya terbaik kita. Kita sambut saat kematian kita esok lusa dengan karya terbaik kita yang bermakna bagi dunia dan berarti bagi akhirat nanti.

(Fahmi: mudah2an qt,terutama buat penulis, bisa menerapkan hal ini, karena sesungguhnya godaan dan tantangan kadang melemahkan dan membuat qt 'malas' (untuk istiqomah) untuk menerapkannya)

Friday, July 01, 2005

Intisari Khutbah Jum'at - 20050701

Pada Jum'at kali ini, aku 'magang' lagi di client, so aku langsung aza tulis ikhtisarnya.

Khutbah Jum'at kali ini membahas tentang pendidikan anak. Aku tidak sempat mengingat semua hal yang diutarakan khatib, namun secara garis besar aku tangkap bahwa sebagai orang tua, ada beberapa kewajiban yang mesti dilakukan terkait dengan perkembangan anaknya, yang telah menjadi anugerah sekaligus amanah dari ALLOH SWT.

Beberapa kewajiban tersebut adalah:
1. Memberi nama yang baik. Rasululloh SAW memperbolehkan nama anak diambil dari Asmaul Husna, namun MESTI ditambahkan sesuatu. Misalnya menggunakan nama Rahman, maka 'jadikan' Abdul Rahman, dst. Diperbolehkan juga untuk mengambil nama malaikat, dengan syarat 'tambahan' serupa seperti sebelumnya.

2. Mengaqiqahkan. Jika anaknya lelaki maka mesti memotong 2 ekor kambing. Jika perempuan maka 1 ekor kambing.

3. Mengkhitankan, jika anaknya lelaki. Adapun untuk perempuan, khitan adalah hal untuk memuliakannya.

4. Wajib menafkahi dengan rejeki yang halal. Akhlak seorang anak bergantung dari kehalalan rejeki yang didapat orang tuanya, meskipun gizi juga berpengaruh... Namun gizi berpengaruh ke fisik, sementara halal akan berpengaruh ke mental.

Poin-poin lain tidak sempat aku catat, karena kehabisan kertas ;) Namun dari sini, kita bisa ambil hikmahnya, bahwa MINIMAL 4 point di atas mesti kita tunaikan selaku orang tua, agar anak qt menjadi anak yang saleh dan berbakti pada orang tuanya:)