Friday, June 10, 2005

Intisari Khutbah Jum'at, 10 Juni 2005

Berikut adalah intisari khutbah Jum'at yang disampaikan di Danareksa. Pada kesempatan ini, khatib mengingatkan kembali munculnya berbagai bencana yang sedang melanda Indonesia. Dimulai sejak November2004 terjadi gempa di Nabire (Irian Jaya), kemudian diikuti oleh dahsyatnya bencana tsunami di Banda Aceh pada 26 Desember 2004, kemudian aktifnya beberapa gunung berapi di Indonesia, dan tidak ketinggalan bermacam-macam penyakit (yang dinyatakan sudah 'punah' di Indonesia) kembali berjangkit dan menelan korban.

Khatib menyatakan bahwa kesemua hal itu bisa menjadi:
- musibah
- teguran/peringatan
- azab
dari ALLOH SWT. Yang mesti dicamkan adalah, jangan menganggap itu semua sebagai musibah, karena pada kenyataannya, meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, hanya sebagian kecil (sayang sekali tanpa ada angka yang pasti;-) yang melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar.

Yang harus diingat adalah niat kita untuk memperbaiki diri. Untunglah pemerintah sekarang sudah lebih berani membongkar kasus2 korupsi yang jelas2 telah merugikan banyak kalangan, terutama masyarakat miskin. Untuk itu, khatib meyakini, jika pemerintah senantiasa serius memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme seperti yang sedang dilakukan (tentunya dengan penyelesaian yang adil, tidak sepihak), maka insya ALLOH bangsa Indonesia akan segera menjadi bangsa yang baldatun thoyyibatul ghaffur.

Hanya saja, masih ada banyak kemaksiatan yang terjadi dan 'terlupakan' oleh pemerintah. Khatib menyoroti 3 jenis maksiat:
- minuman keras (yang diasumsikan sebagai sarapan pagi)
- perjudian (sebagai makan siang)
- pelacuran (sebagai makan malam)
Khatib mengharapkan pemerintah juga tegas dalam menindak (setidaknya) ketiga kemaksiatan di atas, agar ALLOH SWT tidak kian murka dan makin menurunkan azab-Nya kepada bangsa Indonesia.

No comments: