Sunday, November 28, 2004

Nenek Pemungut Daun - Nice Story

"Nenek Pemungut Daun"

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia
menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia
pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan
salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-
bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman
masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal
matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh
tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid
memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin
melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di
situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan
mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang
menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.

"Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia
begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan
sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;
kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang
kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat
pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya
mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika
saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah
semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam
bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri,
dan keterbatasan amal dihadapan Alloh SWT.

Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia
tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan
siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh SAW?

Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb
==========
Penulis - D. Zawawi Imran, seorang kiai dari Madura
Sumber - Dikutip tanpa ijin, dari buku "Sate Rohani Dari Madura",
Penerbit Remaja Rosdakarya

[komentar]
Cerita-cerita seperti ini seringkali membuatku berlinang air mata...betapa seorang nenek saja berusaha sekuat tenaga melakukan sesuatu untuk bertemu dengan Rasululloh SAW, mencari 'saksi' yang mau membantunya di hari Akhirat kelak...

Mari, marilah kita berlomba dengan nenek itu untuk mencari cinta-Nya dan cinta Rasululloh SAW.

- Kita
(masih) muda, masih bisa menggunakan umur untuk mencari ilmu agama dan mendekatkan diri pada kita.

- Kita
(masih) ada harta, gunakan harta untuk bersedekah dan membantu kaum lemah. Jika kita sayang pada makhluk di bumi, insya ALLOH penghuni langit pun akan mencintaimu.

- Kita
(masih) punya mata yang masih berfungsi, gunakan untuk membaca firman ALLOH, yang tersirat dan tersurat.

- Kita
(masih) punya tangan yang masih berfungsi, gunakan untuk membantu /meringankan kesulitan orang lain.

- Kita
(masih) punya kaki yang masih berfungsi, gunakan untuk pergi ke tempat-tempat ibadah, majelis taklim, pengajian, tempat mencari ilmu. (jangan ke mall aza ;-)

- Kita
(masih) punya badan yang masih berfungsi, gunakan untuk berinteraksi dan berbuat sesuatu utk agama qt.

- Kita
(masih) punya akal yang masih berfungsi, gunakan untuk mencari ilmu (yang bermanfaat) dan jadikan sebagai amal jariyah.

-
Kita (masih) punya 'hati' yang masih berfungsi, tebarkan kasih sayang kepada makhluk yang kita temui sepanjang hari, kapanpun, dimanapun sepanjang kamu masih bisa tebarkan rasa sayang itu.

- Kita (masih) punya pikiran yang jernih, gunakan untuk merenung dan membaca firman ALLOH (yang tersirat dan tersurat)

- Kita (masih) punya orangtua, muliakan beliau, mintakan baroqah hidup pada mereka. Doakan mereka, sayangi mereka...ingatlah...kasih sayang mereka TAK AKAN PERNAH BISA KITA BALAS ;'-(

- (yang terpenting) Kita
(masih) hidup, sehingga kita (masih) bisa berubah ke arah yang lebih baik...!! :)

No comments: